KEDIRI, KOMPAS.com - Bagi kebanyakan orang, akan merasa merinding jijik dan bahkan takut saat melihat ulat. Namun hal itu tidak terjadi pada Eli Yulianti, gadis asal Medowo, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini.
Gadis berusia 23 tahun itu malah asyik bermain dan bercanda ria dengan hewan yang banyak orang menjauhinya itu. Dia bermain dengan beragam jenis ulat.
Ulat-ulat itu tidak hanya dipegangnya saja tetapi ditaruhnya di telapak tangan. Bahkan bisa dibilang cukup ekstrim kebiasaannya menaruh ulat-ulat itu di wajahnya. Ulat-ulat itu dibiarkan bebas bergeliat dan merayap di wajahnya.
Salah satunya adalah jenis ulat bulu ukuran besar, ditaruhnya begitu saja di wajah dan dibiarkan bebas berkeliaran.
"Enggak takut. Biasa aja," ujar Eli Yulianti, Sabtu (31/3/2018).
Yuli, panggilan akrabnya, mengaku sudah sedari kecil terbiasa bermain ulat dan hingga kini setiap kali menemukan ulat, dia pasti akan berinteraksi dengan ulat itu.
"Jadi ya kayak hobi aja," ujar Yuli dengan entengnya.
Ulat-ulat itu tidak dipeliharanya. Dia mengambilnya di alam bebas dan melepas liarkannya kembali setelah dirasa cukup bermain dengannya.
Bagi kebanyakan orang tentu hobi Yuli tidak biasa. Suatu kali, Yuli menuturkan, pernah ke warung sembari membawa ulat. Sontak pemilik warung mengambil parang lalu mengacungkan kepadanya karena takut ulat.
"Enggak marah, cuman nggertak aja supaya saya buang ulatnya. Itu tetangga saya," Yuli bercerita.
Jangankan bagi orang lain, di lingkungan keluarganya sendiri juga jengkel dengan hobinya itu. Terutama ibunya, sering marah-marah karena ulahnya yang sering membawa pulang ulat. Namun kemarahan itu tidak pernah lama karena keluarga akhirnya memahami hobinya.
Apa yang dilakukannya itu, tentu membutuhkan keahlian dan pengetahuan. Gadis yang kini sedang mengerjakan skripsi pada jurusan ekonomi Universitas Kahuripan Kediri ini mempunyai cara tertentu dalam 'menjinakkan ulat'.
Yaitu dia akan mengobservasi dahulu dengan menyentuh ulat tersebut dan jika dirasa tidak gatal, dia baru akan meneruskan untuk bermain dengannya.
Hal itu pula yang menurutnya tidak diketahui banyak orang bahwa tidak semua ulat gatal. Orang-orang sudah terlanjur mempunyai persepsi bahwa ulat itu gatal.
"Makanya perlu dicoba dipegang agar tahu gatal atau tidak," Yuli membagikan tipsnya.
Tapi tentu dia juga pernah merasakan efek negatif dari bermain ulat, yaitu gatal. Itu dirasakannya pada ulat yang sering disebut ulat serit. Ulat kecil berwarna hijau dengan bentuk mirip sisir pada kedua sisi tubuhnya.
Tapi meski gatal, dia tidak pernah kapok. Dia juga akan tetap bermain dengan ulat-ulat itu meski kadar bermainnya beda dengan ulat jenis lainnya yang tidak gatal.
Untuk mengatasi gatal itu, gadis kelahiran Sampit Kalimantan Tengah ini juga mengungkap rahasianya saat gatal terkena bulu ulat. Pengobatannya juga dari alam.
"Pake daun ketepeng lalu digosok-gosok," pungkasnya.
Penulis: Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim Editor: Aprillia Ika
Artikel Asli