TEMPO.CO, Jakarta- Pakar Digital Forensik Ruby Alamsyah, mengatakan nomor-nomor yang dihubungi oleh premium call (missed call) bukan disebabkan oleh kebocoran data dari pemerintah ataupun operator seluler. “Mereka punya program yang bisa mencari nomor telepon, lalu dijadikan database,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 April 2018.
Ruby menjelaskan program tersebut akan mencari nomor-nomor yang dipampang di internet. Dia mengimbau agar masyarakat tidak mencantumkan nomor telepon sembarangan. Dia menuturkan panggilan telepon seperti itu tidak dapat dihindari, maka kesadaran masyarakat dalam berinternet berperan dalam hal ini.
Cara kerja premium call tersebut, kata Ruby sama seperti spamming email di internet. Dia akan melakukan panggilan acak ke banyak nomor telepon, nantinya untuk orang-orang yang melakukan panggilan kembali, akan dikenakan potongan pulsa untuk panggilan ke luar negeri dan premium call itu sendiri.
Pelaksana tugas (plt) Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Komunikasi dan Informatika Noor Izza mengimbau masyarakat tidak menghubungi balik jika menerima panggilan tak terjawab atau missed call dari nomor luar negeri.
Ia mengatakan sebaiknya masyarakat yang menerima panggilan tak terjawab itu mencari informasi lebih dulu terkait dengan nomor-nomor yang mengganggu itu di Internet. Terlebih, ucap dia, jika mendapat panggilan tak terjawab yang hanya satu kali berdering.
Sebelumnya, warganet sempat dihebohkan oleh adanya panggilan tak terjawab atau missed call misterius dari nomor luar negeri. Mereka pun membagikan ceritanya melalui cuitan di media sosial Twitter.
Beberapa warganet mengaku mendapat missed call dari Kongo, Sabtu, 31 Maret 2018. Mereka sempat mengangkat panggilan tersebut. Saat mencari tahu, ternyata beberapa warganet lain juga mengaku ditelepon oleh nomor yang sama.
ADAM PRIREZA
Artikel Asli